Sebenarnya ini cerpen pertamaku, maklum ya kalau cerpennya ga bagus. Ini juga kagak bakal buat kalau bukan karena ada tugas Bahasa Indonesia hehe.. jadi ya udah sekalian aja aku posting di sini. Yaudah deh, selamat membacaa ;;)
TRAGEDI DI GUNUNG GELAP
P
|
agi itu pukul 08.00 WIB hujan turun rintik rintik membasahi kaca mobilku. Aku memandang berkeliling dan
mendapati seluruh kaca jendela mobilku tertutup embun. Aku juga merasakan
dingin disekujur tubuhku hingga membuat nafasku terlihat seperti kepulan asap. Ku lap kaca jendela mobilku dan memandang
keluar. Sungguh suasana jalan yang gelap dan penuh kabut. Aku heran sekarang
kan sudah jam 8 kenapa masih gelap. Aku bertanya kepada Ayah ku yang sedari
tadi sedang duduk di kursi depan menemani uakku yang sedang menyetir mobil
kami. Ayah ku berkata karena kita sedang berada di Gunung wajar jika udaranya
seperti ini, dingin dan berkabut. Bahkan aku bisa melihat keluar, kabut itu
menutupi pemandangan rumah-rumah dari atas. Seakan kami sedang berada di atas
awan!
Ya, kami memang sedang berada di
gunung, yaitu Gunung Gelap yang nama lainnya yaitu Gunung Papandayan yang
berada di kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Gunung ini dikatakan Gunung
Gelap karena memang pada saat saat/ jam tertentu Gunung ini bisa terlihat
sangat gelap selain di malam hari karena tertutup kabut. Kami sedang dalam
Perjalanan mudik dari Pematangsiantar ke Kampung kami Pameungpeuk dan Sukabumi.
Kami Pergi menaiki mobil dengan di kendarai oleh uak kami dari Sidempuan.
Setelah kami memasuki kota Garut,
kami harus melewati Gunung Gelap yaitu Gunung Papandayan tadi sebelum sampai di
rumah nenek kami di Pameungpeuk. Perjalanan dari Garut ke Pameungpeuk memakan
waktu 3-4 jam. Waktu yang lumayan panjang apalagi dengan jalan yang berliku
dengan tikungan yang sangat tajam membuatku pusing dan mual sepanjang jalan.
Tapi rasa tak enak sedikit berkurang saat menikmati keindahan alam dan
kesegaran udara yang tanpa polusi.
Saat itu kami sedang melewati jalan
di tengah gunung. Lalu lintas lumayan ramai dan kecepatan mobil relatif kencang
dikarenakan suasana mudik. Saat sedang menikmati pemandangan tiba-tiba kami
dikejutkan dengan suara mobil yang seperti menabrak sesuatu dengan kencang.
Sebuah mobil pribadi yang berjarak 1 mobil didepan kami tiba-tiba menabrak
pembatas jalan dan masuk ke jurang! Orang-orang berhamburan melihat kejadian
itu. Uakku dan ayahku yang langsung melihat kejadian itu langsung meminggirkan
mobilnya dan turun untuk menolong korban itu. Uakku beserta orang orang yang
melihat terjun langsun ke jurang. Kami menunggu di pinggir jurang sambil
berharap semoga tidak ada yang terluka.
Dari bawah jurang tiba-tiba muncul
orang-orang yang menolong tadi sambil membawa korban. Mereka menggendong 2
orang anak laki laki dan perempuan yang masih berumur kira-kira 9 dan 5 tahun.
Dahi mereka berlumuran darah. Mereka juga terlihat sangat lemas dan syok.
Mereka terus memanggil “Mama..Mama..” Sungguh miris melihatnya. Lalu tak berapa
lama muncul juga 2 orang anak lagi yang umurnya tak jauh dari mereka dengan
keadaan yang sama. Anak itu begitu lemas, bahkan ada yang kakinya patah dan ada
yang pingsan. Aku tak sanggup melihatnya langsung didepan mataku. Orangtua
mereka belum juga dibawa ke atas. Aku tak bisa membayangkan jika orangtua
mereka tak selamat bagaimana nasib mereka yang masih sangat kecil.
Karena lalu lintas menjadi sangat
macet maka sebagian para pengendara yang berhenti untuk menolong di arahkan
agar langsung saja agar melanjutkan perjalananannya agar lalu lintas kembali
normal karena sudah ada Tim Penolong dan Ambulans yang datang membantu.
Langsung anak-anak tadi dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Aku tidak tahu
nasib kedua orangtuanya tapi aku sempat mendengar sebelum kami pergi kalau
orangtuanya sudah dibawa ke atas, tetapi kami tidak tahu kondisinya bagaimana.
Sepanjang jalan kami jadi tidak
tenang dan kasihan. Kami pun menjadi tidak berani lagi berkendara di Gunung
Gelap ini dengan kencang. Uakku memacukan mobil kami dengan kecepatan sedang
karena takut mengalami hal serupa.
Kejadian ini telah membuka mata hati
dan pikiran kami agar lebih lebih berhati-hati dalam berkendara. Jadi, teman-teman
mari kita utamakan KESELAMATAN berlalu lintas. RIDE SAFELY , LOVE YOUR FAMILY!