Angry Birds -  Link Select

Jumat, 08 Agustus 2014

CERPEN: TRAGEDI DI GUNUNG GELAP

Sebenarnya ini cerpen pertamaku, maklum ya kalau cerpennya ga bagus. Ini juga kagak bakal buat kalau bukan karena ada tugas Bahasa Indonesia hehe.. jadi ya udah sekalian aja aku posting di sini. Yaudah deh, selamat membacaa ;;)

TRAGEDI DI GUNUNG GELAP

P
agi itu pukul 08.00 WIB  hujan turun rintik rintik membasahi  kaca mobilku. Aku memandang berkeliling dan mendapati seluruh kaca jendela mobilku tertutup embun. Aku juga merasakan dingin disekujur tubuhku hingga membuat nafasku terlihat seperti kepulan asap.  Ku lap kaca jendela mobilku dan memandang keluar. Sungguh suasana jalan yang gelap dan penuh kabut. Aku heran sekarang kan sudah jam 8 kenapa masih gelap. Aku bertanya kepada Ayah ku yang sedari tadi sedang duduk di kursi depan menemani uakku yang sedang menyetir mobil kami. Ayah ku berkata karena kita sedang berada di Gunung wajar jika udaranya seperti ini, dingin dan berkabut. Bahkan aku bisa melihat keluar, kabut itu menutupi pemandangan rumah-rumah dari atas. Seakan kami sedang berada di atas awan!
Ya, kami memang sedang berada di gunung, yaitu Gunung Gelap yang nama lainnya yaitu Gunung Papandayan yang berada di kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Gunung ini dikatakan Gunung Gelap karena memang pada saat saat/ jam tertentu Gunung ini bisa terlihat sangat gelap selain di malam hari karena tertutup kabut. Kami sedang dalam Perjalanan mudik dari Pematangsiantar ke Kampung kami Pameungpeuk dan Sukabumi. Kami Pergi menaiki mobil dengan di kendarai oleh uak kami dari Sidempuan.
Setelah kami memasuki kota Garut, kami harus melewati Gunung Gelap yaitu Gunung Papandayan tadi sebelum sampai di rumah nenek kami di Pameungpeuk. Perjalanan dari Garut ke Pameungpeuk memakan waktu 3-4 jam. Waktu yang lumayan panjang apalagi dengan jalan yang berliku dengan tikungan yang sangat tajam membuatku pusing dan mual sepanjang jalan. Tapi rasa tak enak sedikit berkurang saat menikmati keindahan alam dan kesegaran udara yang tanpa polusi.
Saat itu kami sedang melewati jalan di tengah gunung. Lalu lintas lumayan ramai dan kecepatan mobil relatif kencang dikarenakan suasana mudik. Saat sedang menikmati pemandangan tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara mobil yang seperti menabrak sesuatu dengan kencang. Sebuah mobil pribadi yang berjarak 1 mobil didepan kami tiba-tiba menabrak pembatas jalan dan masuk ke jurang! Orang-orang berhamburan melihat kejadian itu. Uakku dan ayahku yang langsung melihat kejadian itu langsung meminggirkan mobilnya dan turun untuk menolong korban itu. Uakku beserta orang orang yang melihat terjun langsun ke jurang. Kami menunggu di pinggir jurang sambil berharap semoga tidak ada yang terluka.  
Dari bawah jurang tiba-tiba muncul orang-orang yang menolong tadi sambil membawa korban. Mereka menggendong 2 orang anak laki laki dan perempuan yang masih berumur kira-kira 9 dan 5 tahun. Dahi mereka berlumuran darah. Mereka juga terlihat sangat lemas dan syok. Mereka terus memanggil “Mama..Mama..” Sungguh miris melihatnya. Lalu tak berapa lama muncul juga 2 orang anak lagi yang umurnya tak jauh dari mereka dengan keadaan yang sama. Anak itu begitu lemas, bahkan ada yang kakinya patah dan ada yang pingsan. Aku tak sanggup melihatnya langsung didepan mataku. Orangtua mereka belum juga dibawa ke atas. Aku tak bisa membayangkan jika orangtua mereka tak selamat bagaimana nasib mereka yang masih sangat kecil.
Karena lalu lintas menjadi sangat macet maka sebagian para pengendara yang berhenti untuk menolong di arahkan agar langsung saja agar melanjutkan perjalananannya agar lalu lintas kembali normal karena sudah ada Tim Penolong dan Ambulans yang datang membantu. Langsung anak-anak tadi dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Aku tidak tahu nasib kedua orangtuanya tapi aku sempat mendengar sebelum kami pergi kalau orangtuanya sudah dibawa ke atas, tetapi kami tidak tahu kondisinya bagaimana.
Sepanjang jalan kami jadi tidak tenang dan kasihan. Kami pun menjadi tidak berani lagi berkendara di Gunung Gelap ini dengan kencang. Uakku memacukan mobil kami dengan kecepatan sedang karena takut mengalami hal serupa.
Kejadian ini telah membuka mata hati dan pikiran kami agar lebih lebih berhati-hati dalam berkendara. Jadi, teman-teman mari kita utamakan KESELAMATAN berlalu lintas. RIDE SAFELY , LOVE YOUR FAMILY!














tanda tangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon masukan nya ya.. ;)